HUTAN PINUS PUTHUK PANGGANG WELUT PACET
Kenapa jauh-jauh ke Jogja kalau
dekat rumah juga ada. Di Pacet ada loh hutan Pinus yang Instragramable, dan ini
wajib kamu masukkan sebagai tujuan destinasimu selanjutnya.
Awalnya cuma penasaran dengan
sebuah plakat sederhana bertuliskan air terjun Curah Watu. Maka hari itu ketika
ada kesempatan kami pun cus ke sana, tentu saja dengan petualangan yang
bergairah eh...
Setelah sempat keblabasan, dengan
petunjuk dari ibu warung, tibalah kami di desa Nogosari kec. Pacet kabupaten
Mojokerto. Kalau kalian tahu pondok pesantren Amanatul Ummah yang diasuh oleh
Kyai Asep, nah Puthuk Panggang Welut tidak jauh dari sana.
Awalnya ragu ketika hendak
membelokkan motor ke tempat itu, tetapi ketika melihat terparkir banyak motor berjajar rapi. Kami pun
memarkir motor, dengan hanya membayar 21 ribu rupiah kami bisa melenggang
masuk. 5ribu untuk parkir motor, 16 ribu untuk bayar tiket masuk berdua. Jadi
perorang hanya 8k rupiah. Murah meriahh... Sangat. Dari parkiran kita sudah
bisa melihat indahnya pohon pinus.
Di depan gerbang tidak ada
penjaga pemeriksa karcis seperti tempat wisata pada umumnya. Eits sebelum masuk
baca map dulu ya, untuk mengetahui tujuan wisata yang akan kita jelajah.
Masuk ke area wisata ditandai
dengan lingkaran yang terbuat dari kayu warna warni yang dibentuk seperti topi
suku apache, karena itu pintu gerbang ini disebut gerbang Apache. Masuk ke
dalamnya kita akan disuguhi dengan pemandangan hutan Pinus, dan payung warna
warni yang dipasang di atas kita. Fungsi payung bukan untuk membuat kita teduh
tetapi untuk hiasan, kita akan berjalan di jalan setapak di mana di sebelah kiri lereng dengan
pohon-pohon pinus menjulang tinggi, sedangkan sebelah kanan tentu saja jurang,
jadi wajib hati-hati dan waspada.
Berjalan sekitar 50 meter kita akan melihat
batu warna-warni yang diletakkan mengikuti ketinggian bukit, ada spot untuk
foto, ada tempat duduk dari bambu. Untuk menuju puncak tempat ini, tanah sudah
dibuat berundak dengan dibatasi bambu. Tempat inilah yang disebut spot Tunggak Ketemu Jodoh, haa... Ada-ada aja.
Di depan tempat ini jalan sudah
mulai di paving, dan tahukah kalian teman, tempat ini minim pegawai, jadi untuk
bisa masuk ke spot Tunggak Ketemu Jodoh ini, cukup memasukkan uang sesuai dengan harga yang ada di kotak yang
bertuliskan kotak kejujuran, dan itu berlaku di beberapa spot yang memang harus
bayar tambahan, seperti toilet dan tempat bermain anak.
Berjalan menanjak beberapa meter
dari spot Tunggak Ketemu Jodoh, kita beralih ke Ask Forest. Di tempat inilah banyak
terdapat spot yang instragamable. Di sini kita akan disuguhi dengan pemandangan
hijau, tebing sekaligus jurang, juga pohon-pohon Pinus berjajar, dan spot yang
mengundang kita untuk berfoto di setiap jengkalnya. Di pohon pinus terdapat
kutipan-kutipan yang ditulis papan dengan berbagai bentuk. Kutipan-kutipan itu
kadang berupa sindiran dan menggelitik, misalkan, kapan kamu nikah, kapan kamu putus, kapan ketemu jodoh,
di larang lari dari kenyataan dll.
Terdapat
gazebo-gazebo yang bisa kita gunakan untuk duduk-duduk bersama jika kita datang
berombongan atau bersama keluarga. Ada juga tempat duduk yang terbuat dari roda
mobil yang dibenamkan sedikit ke tanah hingga bisa berdiri dengan meja payung
yang membuat kita nyaman, mau makan, bisa banget karena di situ juga berjajar
warung-warung kecil murah meriah khas pegunungan, seperti jagung bakar, bakso
dll. Di sini juga terdapat taman cinta. Di taman ini ada dua bingkai hati bisa
digunakan untuk berfoto dan juga tempat duduk memanjang terbuat dari kayu pinus
beratapkan jerami yang dilangit-langitnya terdapat payung berwarna-warni. Ingin
sensasi lain, duduk atau sambil berbaring di hammock yang sudah terpasang
dengan kedua ujungnya dikaitkan ke hutan pinus. Duh kalau kayak gini, jadi
seperti di becici atau hutan Pinus Mangunan Jogjakarta.
Dari tempat ini saatnya kita
turun ke bawah, yup tujuan utama kita ke air terjun. Ada dua air terjun yang
bisa kita kunjungi di sana. Air terjun Watu Gedeg dengan ketinggian kurang
lebih 30 m, dan air terjun Curuk Watu setinggi 10 m. Tapi sayang ketika saya ke
sana air terjunnya tidak keluar, mungkin karena musim kemarau. Jadi air terjun
ini sepertinya memang musiman. Bagi saya tempat ini recommended banget. Nah tunggu
apalagi, yuk berbondong-bondong ke sana heee…..